Sepuluh tahun setelah memulai pengembangan robot rehabilitasi, Toyota Motor Corp ini menyebutkan jika sistem siap dilepas ke pasaran pada akhir 2017, dua tahun setelah Honda meluncurkan robot sejenis.
Dilansir dari Reuters, rumah sakit dan penyedia fasilitas kesejahteraan dapat meminjam sistem yang didesain bagi pasien yang tubuh bagian bawahnya menderita kelumpuhan itu dengan harga Rp 42,5 juta setiap bulannya ditambah dengan uang muka Rp 121 juta.
"Sistem akan menyediakan bantuan bagi para lansia ini untuk hidup lebih bebas sekaligus meringankan beban para pengasuh lansia itu," ungkap Toyota melalui pernyataan resminya.
Populasi di Jepang memang menua lebih cepat dibanding populasi belahan dunia lainnya. Penduduk Jepang yang berumur 65 tahun atau lebih terhitung 26,7 persen dari keseluruhan populasi di tahun 2015. Persentase ini jauh melebihi 8,5 persen rata-rata global.
Permintaan untuk pelayanan lansia memang semakin tinggi karena populasi pekerja semakin menyusut. Artinya, semakin sedikit orang dewasa yang tersedia untuk menjaga para lansia ini.
Secara global menurut International Federation of Robotics, penjualan robot untuk lansia dan bagi penyandang disabilitas diprediksikan akan terjual 37.500 unit hingga tahun 2019. Angka ini diharapkan akan meningkat terus dalam waktu 20 tahun ke depan.
Pada 2015, Honda telah lebih dulu luncurkan jasa penyewaan alat-alat mobilitas. Dikenakan di pinggang dan menempel di paha, alat ini membantu gerakan mereka. Sumber
loading...